Dipublikasikan pada 23 Mar 2025
Sejak 2016, saya mengabdikan diri sebagai pendamping desa. Saya telah menyaksikan berbagai dinamika pembangunan desa, berdampingan dengan masyarakat, dan berusaha memberi kontribusi terbaik. Namun, ada satu hal yang masih menggantung hingga kini: sertifikasi. Bukan karena saya tidak siap atau tidak kompeten, melainkan karena sistem yang tidak memberi ruang bagi mereka yang tidak tergabung dalam kelompok tertentu. Saya telah lama mempersiapkan berkas sertifikasi, yakin bahwa semua persyaratan terpenuhi dan saya mampu mengikuti tes. Namun, kenyataan berbicara lain. Prioritas selalu diberikan kepada “gerbong tertentu.” Sampai kelompok itu selesai tersertifikasi, kami yang berada di luar sistem ini hanya bisa menunggu tanpa kepastian. Ini bukan hanya cerita saya, tapi juga cerita banyak pendamping lokal desa (PLD) lainnya yang telah lama mengabdi, namun tetap berada di pinggiran. Sertifikasi seharusnya menjadi alat untuk meningkatkan kualitas pendampingan, bukan justru menjadi alat diskriminasi. Padahal, jika dilihat dari pengalaman di lapangan, banyak dari kami yang sudah memiliki kapasitas dan kompetensi yang tidak kalah dibanding mereka yang telah tersertifikasi. Namun, sistem ini seakan mengunci kami dalam ketidakpastian, hanya karena kami tidak memiliki akses ke jalur yang sama dengan mereka yang berada dalam kelompok tertentu.
Kembali© Desa Lonas.co.id. All Rights Reserved. | Designed by N.H Code